Bangunan-bangunan super gede, dengan arsitektur yang atraktif dan detil yang rumit. Dari bandara super luas, stasiun kereta 20 peron hingga taman kota modern atau bangunan bersejarah dan kuno. Semua menarik di depan lensa, saat sepi atau sedang ramai.
Persoalannya, bagi yang datang sebagai traveler biasa seperti saya, tanpa persiapan matang seperti tim National Geographic, berdiri di depan bangunan-bangunan megastruktur tersebut membuat serba salah.
Mau motret keseluruhan tetapi akses dan waktu terbatas. Hendak mengambil yang detail namun sangat ramai oleh pengunjung. Belum lagi faktor cuaca, mepetnya waktu atau teman satu rombongan yang tidak terlalu suka menunggu Anda selesai memotret.
Dengan segala keterbatasan, bukan berarti membuat gentar. Sebaliknya, semakin tertantang.
Pertama, lakukan riset singkat tentang destinasi yang bakal dikunjungi. Perhatikan komposisi dan spot yang biasa menjadi langganan pemotretan. Juga waktu pemotretan apakah pagi, siang atau sore hingga malam. Sebab, pengaruh cahaya matahari sangat berdampak besar pada hasil foto, khususnya jatuhnya bayangan.
Kedua, pikirkan spot terbaik termasuk aksesnya. Kalau ada pilihan hotel yang menarik, carilah yang berlokasi di depan atau di seberang 'target' yang menghadap megastruktur. Jika ada opsi lebih spesifik lagi, usahakan mendapat kamar hotel di lantai tertinggi. Tiada lain supaya terlihat overview/landscapemegastruktur secara lengkap. Atau bisa mencari restoran cepat saji/kafe yang mempunyai view ke megastruktur.
Ketiga, untuk memperoleh gambaran keseluruhan, tak perlu terburu-buru memasuki bangunan megastruktur. Kalau bangunan itu memang berukuran jumbo, memotret dari jarak 200 hingga 300 meter sudah mewakili keseluruhan. Kalau perlu, lakukan 'orientasi medan' dengan berkeliling umtuk mencari spot terbaik.
Keempat, siapkan lensa lebar dengan focal lenght kurang dari 20mm (full frame). Lensa lebar sangat membantu saat spot memotret sangat sempit, kepentok tembok atau jalan raya.
Yang patut dicermati, distorsi lensa lebar membuat efek melengkung (cembung) pada gambar yang dihasilkan. Akan terlihat sangat buruk untuk foto-foto arsitektur tentunya. Oh iya, banyak-banyaklah menggunakan diafragma kecil seperti f/8. f/9, f/11, dan seterusnya. Sebab, aperture yang luas akan membuat ruang tajam dari ujung ke ujung.
Kelima, bila sudah berada di dalam bangunan megastruktur, temukan sesuatu yang menarik dengan bermain persepsi dan efek ilusi visual. Syaratnya dapat bermain main cropping, mengambil bagian yang perlu dan menghilangkan bagian yang tidak penting.
Dapat juga dengan membandingkan dengan sesuatu untuk mengontrol persepsi pembaca. Misalkan membandingkan satu orang yang sedang berdiri sendirian di bawah bangunan megastruktur yang biasanya di buat sangat teliti. Tujuannya supaya menghasilkan 'wow effect' tak berkesudahan.
Bila masih ada waktu, bisa diulangi lagi pada malam hari. Tiada lain untuk memotret suasana malam dan lampu kota di bangunan tersebut. Permainan speed lambat atau long exposure sangat tepat dilakukan. Syaratnya cukup membawa tripod supaya gambar stabil.
Keenam, carilah posisi tinggi untuk menghasilkan efek luas dan megah. Kalau banyak pengunjung, mainkan efek slow speed supaya terasa heboh dan kolosal. Selebihnya, bisa bermain komposisi yang menarik dengan memperhatikan garis garis ilusi.
Selasa, 29 April 2014
Bagaimana Memotret Bangunan Megastruktur?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar